9REDAKSII - Kata itu mungkin paling tepat untuk menggambarkan asal mula hari Valentine. Ustadz Felix Siauw menjelaskan bahwa valentine day berasal dari perayaan pagan Lupercalia yang aktifitas utamanya adalah seks massal.
Dai muda ini menjelaskan, Perayaan Lupercalia adalah kebudayaan pagan Romawi untuk memuja Lupercus sang dewa kesuburan dan Hera dewi pernikahan.
“Karena inti perayaan Lupercalia ini ialah kesuburan, maka aktivitas seks massal menjadi hidangan utamanya,” tulisnya di akun twitter @felixsiauw, Sabtu (24/2/2015).
Festival tersebut berlangsung setiap tahun pada 13 – 18 Februari. Pada puncak acaranya, laki-laki dan wanita yang mengikuti acara tersebut dipasang-pasangkan kemudian masing-masing pasangan bercinta semalam suntuk. Selain itu, mereka juga meneguk minuman keras hingga mabuk.
Paus Gelasius, lanjut ustadz Felix, mengesahkan perayaan ini menjadi hari raya gereja pada tahun 496 Masehi. “Karena tak sanggup menghapuskan tradisi pagan ini,” ungkap ustadz Felix.
Namanya pun diubah dari Lupercalian Festival menjadi Valentine Day sembari dikarang sebuah cerita St. Valentinus yang mati demi cinta.
Pada tahun 1969, gereja melarang Valentine Day karena diketahui sebagai pembenaran Lupercalian Festival. Tetapi larangan itu terlambat karena cerita St. Valentinus telah mengakar dalam benak kaum kristiani.
Di Indonesia, beberapa tahun juga menjadi berita penjualan KOND*M meningkat tajam saat hari valentine. Na’udzubillah.
Sumber tulisan : bersamadakwah dot net